Jumat, 22 Mei 2015

Jika Lenggang Jakarta Berhasil, Ahok akan Terapkan di Situ Babakan


Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) terlihat bersemangat menyambut peresmian kantin Lenggang Jakarta di Monas, Jumat (22/5) mendatang. Ahok berharap jika ini berhasil, maka ke depannya sistem yang sama dapat diterapkan di kawasan wisata kampung Betawi Situ Babakan.

"Setelah tempat ini berhasil saya mau uji coba di Situ Babakan. Jadi kita undi (pedagang yang boleh menempati kios)," ujar Ahok di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015).

Ahok membatasi beberapa anggota keluarga memiliki lebih dari satu kios di kantin tersebut. Sebab, bukan tidak mungkin nantinya dia akan menyewakan kios itu untuk pedagang lain dan mengambil sejumlah keuntungan untuk menyuap preman setempat.

"Ini PKL jualan makanan bisa diperas Rp 60 ribu semalam, Rp 20 ribu untuk oknum kelurahan, Rp 20 ribu untuk preman listrik dan Rp 20 ribu untuk kebersihan. Kalau PKL yang berjualan ada 6.000 orang, dia (oknum) untung berapa banyak gitu loh," urai dia. Jual Kain Batik Betawi

"Nah, kalau dia beda Rp 100 ribu saja kalau dia Rp 1.000 hari sudah dapat Rp 100 juta modalnya. Jadi modalnya ini kita tidak mau jatuh ke preman apalagi ke oknum pejabat," lanjutnya.

Ahok juga berharap kelak nanti para pegawai kantoran di kawasan Jalan Jenderal Sudirman dan sekitarnya bisa menikmati makan siang di Lenggang Jakarta menggunakan bus yang disediakan Pemprov DKI.

"(Untuk) orang-orang kantor, kita kan nanti mau operasikan bus tingkat nih. Sayang, bus tingkat Mercy dibongkar lagi tuh. Kalau ada bus tingkat itu, dari Monas sampai ke Bundaran HI atau Ratu Plaza, orang-orang kantor mau naik ke bus itu nggak siang-siang untuk makan? Mau," terang Ahok

"Dari Kota Tua, Pasar Baru, Gambir, kalau ada bus tingkat pasti siang-siang orang kantor nongkrongnya di sini. Itu yang mau kita targetin. Cuma sabar sedikit, bus tingkatnya belum jelas," sambungnya.

Menyoal harga makanan dan minuman yang ditawarkan, Ahok menyebut sengaja memasangnya agak mahalan. Sebab, dengan begitu dirinya telah membantu meningkatkan kesejahteraan para pedagang dan mengangkatnya ke kelas yang lebih tinggi.

"Ini kelasnya kan beda. Kita mau naikin kelasnya supaya dia bisa masuk ke mal, karena di-managenya beda. Nah nanti dia udah dapet duit, dia bisa enggak buka warung di rumahnya? Bisa," jelas Ahok.

"Dia sudah bisa masak nih. Anaknya diajarin pintar masak, anaknya disuruh jualan tapi di pinggir jalan. Kan saya juga izinkan, di taman, trotoar yang bagus, boleh jual makanan. Saya percaya inilah ekonomi kerakyatan sesungguhnya. Asal pemerintah itu menyediakan lokasi-lokasi. Pasti bisa," pungkasnya.

Minggu, 01 Maret 2015

Polisi Tembak Anggota Geng Motor Pembunuh Istri Tentara

Aparat Polsekta Panakukang terpaksa menembak Saenal (19), warga Jalan Hadji Kalla yang merupakan pembunuh istri tentara, Ummu (55), warga Jalan Pampang 3 No 1 saat berusaha kabur, Minggu (1/3/2015). 

Sebutir peluru yang bersarang di kaki tersangka Saenal berhasil menghentikan usaha pelariannya ketika polisi melakukan pengembangan untuk menunjukkan persembunyian kawanan Saenal di Jalan Urip Sumoharjo. 

Kepala Polsekta Panakukang Komisaris Polisi (Kompol) Tri Hambodo yang dikonfirmasi mengatakan, tersangka Saenal yang juga merupakan kawanan geng motor ini terpaksa ditembak karena berusah melarikan diri. Tersangka berusaha kabur saat dibawa ke lokasi kejahatannya di Jalan Urip Sumoharjo yang menewaskan seorang istri tentara. 

"Tersangka mengakui telah menjambret korban Ummu dan sempat saling tarik menarik. Di situ korban terjatuh hingga akhirnya meninggal dunia, Kamis (26/2/2015). Setelah rekonstruksi di TKP, tersangka kemudian dibawa menunjukkan tempat persembunyian kawanannya. Di tengah perjalanan, tersangka berusaha melarikan diri hingga kaki kanannya dilumpuhkan," katanya. Jual oleh oleh khas betawi

Tri menjelaskan, Saenal tertangkap dan menjadi bulan-bulanan warga Jalan Abdullah Daeng Sirua, Sabtu (28/2/2015) siang. Saenal ditangkap bersama tetangganya, Sugandi (16), yang masih duduk dibangku SMA seusai menjambret seorang ibu rumah tangga, Manya (50), dan anaknya, Andi Yusrianti (17), warga Jalan Lasuloro Raya Blok 1 No 178 Perumnas Antang. 

"Di situ kedua tersangka dimassa dan beruntung diselamatkan oleh polisi yang kebetulan melintas. Motor tersangka sudah dibakar oleh warga. Dari situ, kita introgasi tersangka dan akhirnya Saenal mengakui bahwa dialah pelaku penjabretan terhadap korban almarhumah Ummu di Jalan Urip Sumoharjo," jelasnya. 

Dari keterangan tersangka ini, lanjut Tri, dia mempunyai kelompok geng motor. Semua anggotanya mempunyai ciri tato berlambang bintang berakar. 

"Awalnya tersangka mengaku masih berumur 15 tahun. Tapi setelah kami cek kartu kelahirannya, ternyata tersangka sudah berusia 19 tahun. Jadi data yang sebelumnya itu usianya salah untuk tersangka Saenal," terangnya.